PENINGGALAN SEJARAH DARI MASA HINDU-BUDHA
DAN ISLAM DI INDONESIA
A. Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu di Indonesia
1. Kerajaan Kutai
2. Kerajaan Tarumanagara
Kerajaan Tarumanagara adalah kerajaaan Hindu tertua di Jawa. Letaknya di
Bogor Jawa Barat. Berdiri pada tahun 450 Masehi. Rajanya yang terkenal adalah
Purnawarman. Purnawarman memuja Dewa Wisnu, maka ia menganut agama Hindu
Prasasti yang ditemukan
·
Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M
(H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor
·
Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung
Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpan
di museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai
Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang 6112
tombak atau 12km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa
pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari
bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan
Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
·
Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti
Munjul, ditemukan di aliran Sungai Cidanghiang yang mengalir di Desa Lebak,
Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja
Purnawarman.
·
Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
·
Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
·
Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor
·
Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor
3. Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram terletak di daerah Yogyakarta, rajanya yang pertama adalah Raja Sanna, kemudian diganti oleh Raja Sanjaya. Kerajaan ini dikenal dari sebuah prasasti di desa Canggal, barat Magelang. Prasasti ini ditulis tahun 732 Masehi. Ditulis dengan huruf Palllawa dan dalam bahasa Sanksekerta. Prasasti menceritakan tentang didirikannya sebuah lingga syiwa diaatas sebuah bukit di Kuncarakunja oleh Raja Sanjaya.
4. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas, Jawa Timur. Raja yang memerintah Kejajaan Kediri adalah Bameswara, Jayabaya, Sarweswara, Ayyeswara, Gandra, Kameswara dan Kertajaya
Karya Sastra Zaman Kediri
Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala.
Selain itu, eninggalan kerajaan sejarah Kediri antara lain Prasasti Pandeglang, Prasasti Panumbangan, Prasasti Hantang, Prasasti Talan, Prasasti Jepun, Prasasti Kahyunan, Prasasti Weleri, Prasasti angin dan Prasasti samending
Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai kiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala.
Selain itu, eninggalan kerajaan sejarah Kediri antara lain Prasasti Pandeglang, Prasasti Panumbangan, Prasasti Hantang, Prasasti Talan, Prasasti Jepun, Prasasti Kahyunan, Prasasti Weleri, Prasasti angin dan Prasasti samending
Raja Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang memerintah sampai tahun
1222 masehi. Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok, yang menandai berakhirnya
Kerajaan Kediri.
5. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari terletak di Tumapel, Malang, Jawa Timur, Didirikan Ken
Arok tahun 1222 Masehi. Ken Arok dinobatkan Brahmana sebagai penjelma Dewa
Wisnu yang menunjukkan Singasari adalah Kerajaan Hindu.
Singasari mencapai puncak kejayaan pada masa Kertanegara. Ia pernah
mengirimkan tentara ke Melayu dalam usaha memperluas wilayah kekuasaannya.
Pengiriman tentara ini dikenal dengan istilah Ekspedisi Pamalayu.
6. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di selatan Sungai Brantas yang berpusat di Trowulan, Mojokerto. Didirikan oleh Raden Wijaya tahun 1294 yang bergelar Kertajasa Jayawardhana. Kertajasa wafat pada tahun 1309 Masehi, kemudian diganti oleh Jayanegara. Pada tahun 1328 Jayanegara wafat dan diganti oleh adiknya yaitu Bhre Kahuripan yang dikenal dengan Tribhuana Tunggaldewi Jayawisnuwardhani. Pada tahun 1350, beliau turun tahta dan diganti oleh putranya yaitu Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Hayam Wuruk bergelar Rajasanegara. Cita-cita Gajah Mada ingin mempersatukan wilayah Nusantara yang diucapkan oleh sumpah Amukti Palapa.
·
Hasil sastra zaman Majapahit akhir ditulis
dalam bahasa Jawa Tengah, diantaranya ada yang ditulis dalam bentuk tembang
(kidung) dan yang ditulis dalam bentuk gancaran (prosa). Hasil sastra
terpenting antara lain :
·
Kitab Prapanca, isinya menceritakan
raja-raja Singasari dan Majapahit
·
Kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa
Bubat
·
Kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan
sora
·
Kitab Ranggalawe, isinya tentang
pemberontakan Ranggalawe
·
Panjiwijayakrama, isinya menguraikan
riwayat Raden Wijaya sampai menjadi raja
·
Kitab Usana Jawa, isinya tentang
penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar, pemindahan Keraton
Majapahit ke Gelgel dan penumpasan raja raksasa bernama Maya Denawa.
·
Kitab Usana Bali, isinya tentanng
kekacauan di Pulau Bali.
Selain kitab-kitab tersebut masih ada lagi kitab sastra yang penting pada
zaman Majapahit akhir seperti Kitab Paman Cangah, Tantu Pagelaran, Calon Arang,
Korawasrama, Babhulisah, Tantri Kamandaka dan Pancatantra.
B. Peninggalan Sejarah Kerajaan Budha di Indonesia
1. Kerajaan Kaling
Kerajaan Kaling atau Holing terletak di daerah Jawa Tengah. Hal ini berdasarkan berita dari Cina, yaitu Dinasti Tang (618-906). Dari sumber tersebut, pada tahun 647 M, kerajaan ini diperintah oleh Ratu Simo (Sima) dan rakyat hidup makmur.
Pada tahun 664 M, seorang pendeta Buddha dari Cina yang bernama Hwining datang ke Kaling. Selama tiga tahun di Kaling, ia menerjemahkan Kitab Buddha Hinayana. Peninggalan sejarah berupa prasasti terdapat di Desa Tukmas di kaki gunung Merbabu. Prasasti tersebut bertuliskan tahun 650 M dan ditulis menggunakan huruf Pallawa dalam bahasa Sanskerta.
2. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertama Sri Jayanegara dan berpusat di Palembang, Sumatera Selatan (Muara Sungai Musi). Sriwijaya mengalami zaman keemasan pada saat diperintah oleh Raja Balaputradewa, putera dari Samaratungga dari Jawa pada abad ke-9. Wilayah Sriwijaya meliputi hampir seluruh Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Semenanjung Melayu. Oleh karena itu, Sriwijaya disebut Kerajaan Nusantara pertama.
Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim, pusat pendidikan dan penyebaran agama Buddha, dan sebagai pusat perdagangan.
a. Dikenal sebagai kerajaan maritim karena mempunyai angkatan laut yang tangguh dan wilayah perairan yang luas. Karena begitu luas wilayahnya, maka Sriwijaya disebut sebagai Kerajaan Nusantara pertama.
b. Dikenal sebagai pusat pendidikan penyebaran agama Buddha, dengan bukti catatan I-tsing dari Cina pada tahun 685 M, yang menyebut Sriwijaya dengan She-le-fo-she. Bukti yang kedua adalah Sakyakirti dan Dharmapala dari India, seorang guru agama Buddha yang terkenal.
Banyak pula pemuda Sriwijaya yang dikirim ke Perguruan Tinggi Nalanda (India) untuk belajar agama Buddha.
c. Dikenal sebagai pusat perdagangan karena Palembang sebagai jalur perdagangan nasional dan internasional. Banyak kapal yang singgah sehingga menambah pemasukan pajak.
Peninggalan sejarah berupa Candi Muara Takus dan bangunan tempat suci Biara Bakal, serta prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa berbahasa Melayu Kuno. Ada lima buah prasasti, yaitu Prasasti Kedukan Bukit (605 M ), Prasasti Talang Tuo (684 M), Prasasti Telaga Batu (ketiga prasasti tersebut ditemukan di dekat Palembang), Kota Kapur di Pulau Bangka (686 M), Karang Berahi di Jambi (686 M).
Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh faktor dari dalam dan dari luar negeri. Pada tahun 1025, Sriwijaya diserbu Raja Colamandala dari India Selatan dan Raja Sanggrama Wijayatunggawarman ditawan. Kemudian, tahun 1275 M, Singasari menyerang Kerajaan Sriwijaya dan tahun 1277 M, Kerajaan Majapahit juga menyerang Kerajaan Sriwijaya.
C. Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia
1. Samudera Pasai
Samudera Pasai terletak di Lhoksumawe, Aceh. Berdiri pada abad ke-13 dan
merupakan Kerajaan Islam pertama di Indonesia dengan nama raja pertama Marah
Silu yang bergelar Sultan Malik Al-Soleh. Masa kejayaan Samudera Pasai adalah
pada saat diperintah oleh Sultan At-Tahir II dengan bukti, Samudera Pasai
menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Agama Islam.
Peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai adalah mata uang emas dan makam
Raja Malik Al-Saleh di Gedong Aceh Utara. Pada tahun 1510-1530, Portugis datang
dan menguasai Samudera Pasai. Para pedagang Islam mencari pelabuhan baru yaitu
Aceh.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan aceh terletak di tepi Selat Malaka yang
berpusat di Kutaraja, Banda aceh Berdiri pada abad ke-16 dengan raja pertama
Sultan Ali Mughayat Syah (1514 - 1528). Karena Sultan Ali Mughayat Syah wafat
diganti putranya Salahudin (1530 - 1537). Karena Salahudin tidak cakap,
kemudian digantikan adiknya yaitu Alaudin Riayat Syah yang bergelar Al
Qohhar.
Sultan Alaudin pernah bekerja sama dengan Turki di Istambul. Sekitar 40
perwira Turki melatih tentara dan mengajarkan cara membuat meriam di Aceh. Ia
memerintah tahun 1537 -1568 M. Setelah wafat, digantikan putranya Husain. Husain
tewas dalam perang saudara sehingga digantikan oleh Ali Riayat Syah.
Raja terkenal dari Aceh yang membawa ke zaman keemasan adalah Sultan
Iskandar Muda (1607-1636). Ia berhasil menaklukan Johor, Pahang dan Kedah.
Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, digantikan Sultan Iskandar Thani.
Pujangga terkenal dari Aceh antara lain Hanzah Fausuri, Syamsudin
Samatrani, Nurudin ar Raniri dan Abdurouf Singkel
3. Kerajaan Demak
a. Sunan Giri (Raden Paku atau Raden Ainul Yakin)
b. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
c. Sunan Bonang (Raden Maulana Makhdum Ibrahim)
d. Sunan Drajat (Raden Kosim Syarifudin)
e. Sunan Muria (Raden Umar Syaid)
f. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
g. Sunan Gresik (Raden Maulana Malik Ibrahim)
h. Sunan Kudus (Raden Jakfar Sadiq)
i. Sunan Gunung Jati (Fatahillah atau Raden Syarief Hidayatullah).
4. Kerajaan Banten dan Cirebon
Kerajaan Banten dan Cirebon Kerajaan Banten dan Cirebon didirikan oleh
Fatahillah atau Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, panglima Kesultanan
Demak. Tahun 1526, Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa dari Portugis dan
tanggal 22 Juni 1527 diubah namanya menjadi Jayakarta (Jakarta). Tahun 1552, Banten
diserahkan kepada putranya Pangeran Hassanudin dan Cirebon diberikan ke
Pangeran Pasarean.
Banten mengalami kejayaan pada masa Sultan Ageng Tirtayasa
(1651-1680) yang gugur melawan Belanda. Peningalan sejarah Kerajaan Banten dan
Cirebon antara lain Masjid Agung Banten, meriam Ki Amok dan gapura sebagai
pintu gerbang di Kerajaan Banten.
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Sampalu, Ternate dan Pulau Tidore di Maluku Utara. Berdiri pada abad ke-16 dengan raja pertama Sultan Zainal Abidin (1486-1500). Raja terkenal Ternate adalah Sultan Hairun dan Sultan Baabullah yang gigih melawan dan mengusir Portugis dari Maluku (1536 - 1583). Hasil utama Kerajaan Ternate dan Tidore adalah cengkih dan pala. Tidore didirikan oleh Sultan Mansur. Raja Tidore yang terkenal adalah Sultan Nuku.
6. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan. Raja Gowa bergelar Daeng, dan Raja Tallo bergelar Karaeng. Raja Gowa Daeng Manrabia (Sultan Alaudin) dan Raja Tallo yaitu Karang Matoaya (Sultan Abdullah Awalul Islam) menyatakan penggabungan dua kerajaan menjadi dwi tunggal. Raja terkenal dari Gowa-Tallo adalah Hasanudin (1653 - 1669), karena ketegasan-nya Belanda menjuluki Sultan Hasanudin dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.
Peninggalan sejarah Kerajaan Gowa-Tallo antara lain Rumah raja Gowa, Kapal Pinishi dan Kapal Layar Kora-kora. Kehancuran Gowa-Tallo adalah karena penghianatan Raja Arupalaka dari Bone. Belanda berhasil mengalahkan Sultan Hassanudin dengan memaksanya menandatangani Perjanjian Bongaya tahun 1667.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar